Sejarah perseteruan Israel-Palestina dimulai menggunakan berdirinya negara Israel pada tahun 1948.
Pertarungan ini berasal dari kekerasan antar komunal pada Palestina wajib antara Israel serta Arab asal tahun 1920 dan meletus menjadi permusuhan skala penuh pada perang saudara 1947-1948. permasalahan berlanjut sampai hari ini di banyak sekali strata.
Gerakan nasional
Sebelum Perang global I, daerah Timur Tengah, termasuk Suriah Ottoman (bagian selatan yang disebut menjadi Palestina), berada pada bawah kendali Kekaisaran Ottoman selama hampir 400 tahun. Menjelang akhir abad ke-19, Palestina, yang terbagi antara Mutasarrifat Yerusalem, Vilayet Suriah, serta Vilayet Beirut, dihuni sang mayoritas Muslim Arab, baik petani maupun Badui (terutama di Lembah Negev dan Lembah Yordan), menggunakan jumlah penduduk yang lebih sedikit.
Kristen (kebanyakan Arab), Druze, Circassians serta Yahudi (terutama Sephardic). pada waktu itu sebagian akbar orang Yahudi di seluruh global tinggal di luar Palestina, terutama di Eropa timur serta tengah, dengan komunitas yg signifikan di Mediterania, Timur Tengah serta Amerika.

Akar perseteruan dapat ditelusuri sampai akhir abad ke-19, menggunakan keluarnya gerakan nasional, termasuk Zionisme dan nasionalisme Arab. Meskipun aspirasi Yahudi untuk pulang ke Sion sudah menjadi bagian asal pemikiran situs judi slot keagamaan Yahudi selama lebih asal satu milenium, populasi Yahudi di Eropa serta hingga tingkat tertentu Timur Tengah mulai lebih aktif membahas imigrasi kembali ke Tanah Israel, dan pendirian kembali Bangsa Yahudi, hanya selama 1859 sampai 1880-an.
Sebagian akbar menjadi solusi buat penganiayaan yang meluas terhadap orang Yahudi, dan antisemitisme di Rusia serta Eropa. Akibatnya, gerakan Zionis, gerakan modern buat penciptaan tanah air bagi orang-orang Yahudi, didirikan sebagai gerakan politik di tahun 1897.
Gerakan Zionis menyerukan slot gacor gampang menang pembentukan negara bangsa buat orang-orang Yahudi pada Palestina, yg akan berfungsi menjadi surga bagi orang-orang Yahudi di global serta pada mana mereka akan memiliki hak buat menentukan nasib sendiri. Zionis semakin percaya bahwa negara ini harus berada di tanah air bersejarah mereka, yg mereka sebut sebagai Tanah Israel.
Organisasi Zionis dunia dan Dana Nasional Yahudi mendorong imigrasi serta mendanai pembelian tanah, baik di bawah kekuasaan Ottoman dan di bawah kekuasaan Inggris, di wilayah Palestina ad interim nasionalisme Arab, setidaknya pada bentuk awal, serta nasionalisme Suriah adalah kesamaan dominan, bersama dengan kesetiaan yang berkelanjutan kepada negara Ottoman, pada daerah tadi.
Dengan cara bermain di situs sbobet https://pkpd.ucdavis.edu/ mereka mendapatkan kemenangan yang besar, Juga mendapatkan keuntungan terbesar yang belum pernah ada sebelumnya, sehingga mereka nyaman dan ketagihan untuk bermain slot.
Dari Benny Morris, pada antara insiden kekerasan pertama yang tercatat antara orang Arab dan orang Yahudi yang baru berimigrasi pada Palestina merupakan penembakan yang tak disengaja terhadap seorang laki-laki Arab pada Safed, selama pernikahan di bulan Desember 1882, oleh seseorang penjaga Yahudi dari Rosh Pinna yg baru dibuat.
Menjadi tanggapan, lebih kurang 200 orang Arab turun ke pemukiman Yahudi dengan melemparkan batu serta merusak properti. peristiwa lain terjadi di Petah Tikva, pada mana di awal tahun 1886 para pemukim Yahudi menuntut agar penyewa mereka mengosongkan tanah yang disengketakan serta mulai merambahnya.